
Photo taken on Ocean Front Walk in Venice, CA.
|
|
|
|
|---|


Melukis dengan objek pemandangan alam bukanlah sesuatu yang asing. Objek pemandangan alam merupakan objek gambar yang telah sering ditemukan dalam berbagai pameran ataupun dalam pasar seni. Oleh karena itu, objek alam ini terkadang dijadikan satu objek gambar yang agak dikesampingkan keberadaannya untuk saat ini. Hal itu merupakan sesuatu yang wajar, karena ada beberapa faktor penyebabnya. Beberapa penyebabnya adalah gambar alam ini terlalu banyak atau sering dibuat oleh para pencipta seni, sehingga menimbulkan kesan kejenuhan dan kekurangkreatifan untuk menciptakan objek karya bentuk-bentuk alam. Penyebab yang lain, mengenai teknik penciptaannya yang kurang tertantang, karena teknik yang digunakan merupakan teknik-teknik gambar yang sederhana dan terkesan hanya meniru bentuk-bentuk teknik yang telah sering dikerjakan oleh para seniman. Kemudian penyebab yang lain lagi adalah dengan adanya kemajuan teknologi baik dari perkembangan fotografi maupun teknologi yang lain yang berkaitan pengeksposan alam yang lebih realistis monumental. Penyebab yang lain tentunya masih banyak lagi.
GAMBAR crayon memang suatu teknik menggunakan media crayon dengan berbagai kelebihan dan keunikan yang ada, dengan berbagai kesulitan dan tantangan, berbagai permasalahannya dan cara-cara mengatasinya. Crayon memang salah satu alat menggambar atau melukis yang termasuk ke dalam media kering. Media kering maksudnya yaitu teknik menggambar menggunakan alat gambar tanpa adanya campuran atau pengencer dari bahan-bahan cair, misalnya air atau minyak. Keistimewaan crayon yaitu warna yang dihasilkan bisa cerah dan jelas, seperti cat minyak tetapi tanpa adanya campuran minyak pencampur cat, sehingga kita menggunakannya tinggal menggores atau mencoret pada media gambar tanpa perantara seperti kuas, kertas, plastik atau yang lainnya. Crayon merupakan media gambar yang mengandung lilin, sehingga hasil goresannya tampak licin dan mengkilat, dan mempunyai keterbatasan apabila warna tersebut kita tumpuk/lapisi lagi dengan warna lain sulit untuk tercampur atau menutupi bagian di bawahnya. Untuk menghasilkan warna yang bermacam-macam atau bervariasi, teknik yang digunakan yaitu dengan cara menggores warna satu dengan yang lainnya saling berdampingan, bukan saling bertumpuk-tumpuk antara warna sebelum dan sesudahnya. Kelicinan warna yang dihasilkan ini memang agak mempersulit apabila kita bereksplorasi dengan warna yang lain, terutama pewarna yang menggunakan pencampuran air atau warna yang kontradiksi dengan bahan yang mengandung lilin. Warna crayon mempunyai kelebihan yang lain yaitu kesan warna yang dihasilkan bisa benar-benar mengangkat objek gambar menjadi lebih jelas dan menarik, juga dapat menampilkan kesan tiga dimensi yang lebih realistis lagi. Teknik yang digunakan pada gambar ini adalah teknik arsir berhimpit. Warna dipadukan secara berdampingan antara warna yang satu dengan yang lain. Hal ini untuk menghindari adanya hasil warna yang kusam. Warna yang dominan adalah warna hijau dengan berbagai variasinya dipadukan dengan warna biru, kuning, jingga dan coklat. Ditambah dengan warna hitam sebagai penekanan untuk memperjelas objek gambar secara keseluruhan. Warna hitam hanya sebagai warna tambahan saja, oleh karena itu warna tersebut hanya muncul pada background gambar tersebut.
GAMBAR dengan menggunakan media crayon ini, aku beri judul "KEBUNKU" karena gambar tersebut mengungkapkan tentang kebun yang ada di sekeliling tempat tinggal aku yang juga berdekatan dengan areal persawahan. Kebun dengan tanaman pisang, pohon mangga dan dengan berbagai tanaman/pepohonan yang lain merupakan suatu cermin kesuburan tanah yang ada disekeliling kita. Sebenarnya tanah/kebun yang ada disekeliling kita pada khususnya dan di wilayah Indonesia pada umumnya merupakan satu anugerah dari Yang Kuasa yang tak ternilai harganya, apalagi dengan kesuburannya yang luar biasa yang dapat menjadikan ke"iri"an bangsa lain dengan tanah air kita. Hal ini yang menjadikan tanah air kita dijadikan incaran untuk dimanfaatkan kekayaan alamnya oleh bangsa-bangsa lain untuk mendapatkan hasil yang luar biasa pula untuk membangun dan memperkaya negara mereka. Oleh karena itu kita yang merasa memiliki paling tidak harus bisa merawat dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang bersifat positif. Kita harus menjaga kesuburan dan kelebihannya untuk perkembangan dan kemajuan bangsa kita sendiri dan jangan sampai nantinya dimanfaatkan bvangsa lain sedangkan kita tidak dapat menikmati hasilnya. Untuk itu marilah kita tingkatkan SDM kita setinggi mungkin dan sebaik mungkin sehingga kemampuan kita bisa bersaing dengan bangsa lain dan dapat memanfaatkan kekayaan alam yang ada pada diri kita sendiri.
GAMBAR MODEL ini proses pembuatannya dengan mengambil contoh objek foto ukuran 3 x 4 cm, gambar yang terdapat pada foto ini kemudian dicontoh ke dalam kertas gambar manila ukuran A3. Alat gambar yang digunakan adalah pensil 2B merk STAEDLER yang kemudian dilapisi dengan pilox warna netral. Pilox tersebut berfungsi sebagai pelapis luar dari gambar, supaya goresan gambar tidak luntur atau semakin tipis dan mungkin juga dapat mengaburkan gambar bahkan mungkin bisa terhapus hilang setelah tergores benda lain. Memang dalam gambar ini media yang digunakan hanyalah media yang sederhana tetapi dengan media yang seperti ini justru mempunyai berbagai keistimewaan dan untuk menonjolkan beberapa karakter yang dipunyai media seperti pena ini. Pensil 2B ini mempunyai keistimewaan pada penekanan gelap terang yang jelas dan dapat menampilkan gradasi gelap terang yang lebih halus dengan berbagai teknik arsir yang memungkinkan untuk digunakan dalam menggambar model ini. Penonjolan karakter gambar juga dapat diperjelas dengan penguasaan teknik dan penerapannya yang sesuai dengan objek yang sedang dibuat. Dalam gambar ini yang ingin dikemukakan adalah teknik arsir dengan berbagai gradasi penekanan yang ada sesuai pencahayaan yang mengenai bentuk model. Arsiran mengikuti karakter wajah, lekuk raut muka, dagu, rambut dan juga kekhasan pada draperi baju yang dipakai model dengan dipadukan pencahayaan gelap terang yang mengenai seluruh unsur tubuh dan baju yang terdapat dalam bidang gambar. Teknik arsir yang dominan dalam gambar ini adalah arsir lurus dan arsir silang berhimpit. Teknik arsir ini memang diusahakan sehalus mungkin untuk mengesankan sesuai gambar yang ada pada foto yang berukuran kecil, dengan arsiran yang mengikuti kehalusan raut muka dan bayangan yang terdapat pada leher kemudian ke bawah arsiran disesuaikan dengan karakter baju yang dipakai oleh model. Gambar model ini memang ingin menampilkan kesan kesederhanaan dan kesan klasik yang ada pada potret (foto dicetak sekitar tahun 1989). Kesan lama memang ingin ditampilkan untuk mendukung unsur estetika keklasikan sebuah gambar.
SRI HARJATI SETIJANINGSIH ini nama model yang dibuat dalam gambar model ini. Mengenai biografi dari model telah diungkap pada gambar model 1 dengan judul yang sama. Gambar foto di atas merupakan foto yang sebenarnya proses pembuatannya lebih dahulu dibandingkan dengan yang pertama, karena foto ini diambil saat masih duduk di SMA. Tepatnya yaitu di SMAN I Purwodadi. Pencipta gambar (penulis red) sebenarnya saat foto ini diambil belumlah kenal dengan model. Penggambar mulai kenal dengan model saat kuliah di IKIP Semarang (sekarang UNNES) tepatnya pada semester dua pada waktu ujian IBD, yang dijadikan satu ruang antara mahasiswa Bahasa Indonesia dengan Seni Rupa. Itulah awal perkenalan yang kemudian berlanjut hingga saat ini. Perkenalan yang indah yang di awali ketika ujian sedang berlangsung, kemudian dilanjutkan dengan meminjamkan sebuah buku mata kuliah umum. Hari berikutnya dilalui dengan saling komunikasi di rumah kost berlanjut lewat surat ditambah diprovokasi oleh teman-teman seangkatan kuliah. Dilalui dengan berbagai pasang surut tali persahabatan dan kemudian berlanjut ketingkat yang lebih mulia dan agung. Indah dan mengesankan untuk dikenang sebagai salah satu cerita cinta yang dapat disampaikan kepada anak cucu. Cerita yang sebenarnya tidak kalah menarik dengan cerita cinta karya Shakepeare atau legenda cinta yang lain. Itu semua apabila diceritakan secara gamblang, tetapi itu semua tidak memungkinkan untuk diungkap pada media ini. Penyampaian hanyalah sebatas informasi yang bersifat umum, yang lebih khusus itu hanyalah cerita milik pribadi saja.
LUKISAN ini menggambarkan tentang suasana kehidupan pantai Bandengan pada sore hari. Kehidupan sore hari dengan berbagai kesibukannya sebagai kalangan nelayan. Latar belakang karya ini memperlihatkan suasana senja dengan dominasi warna kuning, jingga, putih dan warna merah keunguan. Warna-warna tersebut untuk lebih mengesankan suasana di mana matahari mulai tenggelam dalam peredarannya untuk memasuki suasana malam hari. Sebagian juga digambarkan satu daratan yang sudah mulai kurang jelas detailnya atau sudah mulai gelap dengan menampilkan warna hitam kebiruan dengan bayangan daratan pada air atau pantai dengan dominasi warna-warna gelap tersebut. Dominasi lukisan ini terletak pada sosok nelayan yang sedang memasang peralatan yang digunakan untuk mencari ikan yang sedang ditarik yang kemudian akan dipasangkan kembali ke dalam air yang ada di pantai tersebut. Di situlah kita dapat menikmati indahnya panorama senja hari di pantai Bandengan dengan berbagai kesibukannya sebagai masyarakat pantai atau nelayan. Benar-benar suasana yang menghanyutkan insting tentang keindahan alam pantai yang menyimpan berbagai aneka kehidupan dengan berbagai seluk beluk tantangannya.
Kaligrafi di atas lebih menekankan warna-warna dingin pada latar belakangnya, sedangkan warna-warna cerah terfokus pada objek utama. Komposisi bidang lebih menekankan kesan asimetris, sedangkan kejelasan objek utama pada kaligrafi ini lebih ditonjolkan. (Gambar diambil dari majalah Hidayatulloh)
Bentuk melingkar pada latar belakang ini untuk lebih menonjolkan kaligrafinya yang menampilkan huruf yang masih sederhana. Bentuk huruf belum memperlihatkan penggayaan bentuk yang lebih total artinya bentuk huruf masih seperti huruf-huruf Arab biasa, belum didistorsi atau distilasi bentuknya. Sebenarnya bentuk huruf ini lebih banyak didongkrak oleh komposisi yang disusun sebagai backgroundnya, sehingga kesederhanaan kaligrafi ini tak begitu terlihat. Yang lebih terlihat adalah kesatuan latar belakang yang mengangkat keklasikan betuk objek utama. (Gambar diambil dari Hidayatulloh).
Warna-warna ekspresif ditampilkan pada karya ini, warna energik, warna riang gembira dan warna yang lebih kontemporer dipadukan sedemikian rupa sehingga mengangkat karya kaligrafi ini lebih menarik dan membuat karya ini sebagai karya unggul dalam bentuk kaligrafi kontemporer dan modern. Variasi warna yang sangat dominan ini menunjukkan kehandalan penciptanya dalam mengembangkan karya kaligrafi modern. (Gambar diambil dari majalah Hidayatulloh).
Bermesraan bersama keluarga, sangat cocok sekali untuk melepaskan sejenak kesibukan keseharian setelah bekerja sepekan di Pantai Cahaya
Menikmati keindahan pemandangan pantai Sikucing Rowosari Kendal memang mengasyikkan dengan berbagai ciri khas yang ada di daerah tersebut
|
|
|---|
