|
|
|
|
---|
Saturday, July 31, 2010
Abecedario Graffiti (Graffiti Alphabet Letters)
GRAFFITI ALPHABET / ABECEDARIO GRAFFITI
Please give your comments about this graffiti image, Thanks....
Friday, July 30, 2010
DRUPADA DALAM GAMBAR
Graffiti Street Art Of Creating Illusions
Graffiti Wallpaper "Black Spiderman 3"
GRAFFITI WALLPAPERS
Please give your comments about this graffiti image, Thanks....
Thursday, July 29, 2010
Ugly Truth: The Story of Cosmetics
Graffiti Stack | Graffiti Street Art | Graffiti Alphabet
Free Graffiti Alphabet "Letters Initial Number Text Type" with Photoshop Brush
FREE GRAFFITI ALPHABET LETTERS STYLE
Free Graffiti Alphabet "Letters Initial Number Text Type" with Photoshop Brush
Please give your comments about this graffiti image, Thanks....
Wednesday, July 28, 2010
3D Illusion Graffiti Creator
3D Graffiti Alphabet: Graffiti Street Art
Graffiti Murals Wallpaper by Raym`s Photosite
GRAFFITI WALLPAPER DESIGN
Please give your comments about this graffiti image, Thanks....
Tuesday, July 27, 2010
graffiti fonts sugarhihh
60 min CD series volume 19
Towards the end of the mix, theres a few more tuneful tracks to slow the mood down slightly before coming to an end with an unreleased Cappo track....you know the postcode! Medicine fron Stylah uses the end theme from the Hulk to good effect but the stand out track for myself is the new Pack FM joint, which has a great sample.
Enjoy!
Tracklist:
1.Busy signal- Prefuse 73
2.Let it out- Ugly Duckling
3.N.O.C.D.M- Dirtburg ft Keez
4. It cant get any harder- L.O.N.S
5.I swear on a stack of old hits-Son Of Bazerk and the No Self Control Band
6. Feel This- Fat Club
7.I.A.A.D- Shortee Blitz ft Ty
8.Known to be the Masta- DJ Hype ft Masta Ace
9.I fuckin hate rappers- Pack FM
10.Take em to war- MF Grimm-
11.Beats n rhymes- Beatmonstas
12.The Pharoahs- A.O.T.P
13.Live from the plantation-Mr Lif
14.Lets go- Beatmonstas
15.Off the reel- Northern Hostility
16.Pull out your cut remix- DJ Hype ft Mr Lif
17.Emotions- MF Grimm ft B One
18.Lithium romp- Jay Roacher
19.Medicine- Stylah
20,What they want- The U.N
21.Feather- Nujabes ft Cise Star and Akin
22. Its all love- Wax and EOM
23.You cant get enough of who?- Sindecut
24. Dying day- Cappo
download
Illusion Graffiti | 3D Art Graffiti Alphabet
Abstract Graffiti Murals Street Wall by K1 06
Please give your comments about this graffiti image, Thanks....
Monday, July 26, 2010
Graffti Illusion: 3D Graffiti Art
3D Graffiti Art
Freestyle Graffiti Murals with Wildsyle Design for Wallpaper
FREESTYLE GRAFFITI MURALS WALLPAPER
Please give your comments about this graffiti image, Thanks....
Sunday, July 25, 2010
radio show: 23rd July 2010
http://rapidshare.com/files/408944992/lennie23july10.mp3.html
Sketch Wildsyle Graffiti Bombing Science for BlackBooks
SKETCH WILDSYLE GRAFFITI ART
Saturday, July 24, 2010
DRUPADA
Drupada
Drupada (Sanskerta: द्रुपद; Drupada), atau sering pula disebut Yadnyasena (Sanskerta: यज्ञसेन; Yajñasena), adalah nama raja Kerajaan Pancala dalamwiracarita Mahabharata. Semasa muda ia bersahabat dengan Drona, guru para Pandawa dan Korawa. Namun persahabatan mereka kemudian berubah menjadi permusuhan di mana Drupada akhirnya tewas di tangan Drona dalam perang besar di Kurukshetra atau Baratayuda.
Masa muda
Drupada adalah putra dari Prisata, raja Kerajaan Pancala. Sewaktu muda ia belajar bersama dengan Drona, seorang brahmanamiskin putra Baradwaja. Keduanya pun menjalin persahabatan akrab. Bahkan Drupada berjanji jika kelak ia menjadi raja menggantikan ayahnya, Drona akan diberinya sebagian dari wilayah Pancala.
Drupada akhirnya benar-benar menjadi raja Pancala sepeninggal ayahnya. Sementara itu, Drona menikah dengan Krepi adik perempuan Krepa, seorang brahmana di Kerajaan Kuru atau Hastinapura.
Ayah Srikandi
Pada suatu hari datang seorang putri bernama Amba menemui Drupada meminta bantuan untuk membunuh pria yang telah mengecewakannya, bernama Bisma dari Hastinapura. Drupada menolak karena takut akan kesaktian Bisma. Amba pun pergi dengan kecewa dan meninggalkan untaian bunga di pintu gerbang Kerajaan Pancala. Untaian bunga tersebut adalah pemberian dewata dan barangsiapa sanggup memakainya maka ia akan menjadi penyebab kematian Bisma.
Drupada melarang semua warganya agar tidak menyentuh untaian bunga peninggalan Amba. Sampai beberapa tahun kemudian, putri sulung Drupada yang bernama Srikandi berani mangambil dan memakainya sebagai kalung. Adapun Srikandi tidak lain adalah reinkarnasi dari Amba sendiri.
Srikandi tertarik mempelajari ilmu perang. Atas kehendak dewata, ia pun mengalami pergantian kelamin menjadi laki-laki. Meskipun demikian, ia tidak bisa menjadi pria seutuhnya sehingga lebih cenderung seperti seorang waria.
Drona yang telah menikah dengan Krepi dikaruniai seorang putra bernama Aswatama. Demi untuk mencukupi makanan istri dan anaknya yang masih kecil, Drona datang ke Pancala meminta Drupada menepati janji persahatannya dulu. Namun, Drupada justru menghina Drona dengan mengatakan kalau persahabatan hanya berlaku di antara orang-orang yang sederajat.
Drona kecewa dan menetap di Hastinapura. Di
Para Pandawa ganti berangkat untuk menyerang Pancala. meskipun tanpa membawa pasukan, kelima putra Pandu tersebut berhasil menangkap Drupada dan menyerahkannya kepada Drona. dengan demikian, Drona telah berhasil merebut kekuasaan Pancala. Ia pun memberikan setengah dari wilayah kekuasaannya tersebut kepada Drupada.
Kelahiran Pembunuh Drona
Drupada merasa sangat terhina atas perlakuan Drona kepadanya. Ia juga iri mengetahui Drona memiliki banyak murid yang patuh dan setia, sedangkan dirinya hanya memiliki seorang anak yang bersifat waria.
Drupada kemudian bertapa di hutan di mana ia bertemu dua orang pendeta bernama Yodya dan Upayodya. Keduanya sanggup membantu Drupada mencapai cita-citanya.
Maka diadakanlah upacara putrakama yang dipimpin oleh kedua pendeta tersebut. Dari dalam api pengorbanan kemudian muncul seorang pemuda membawa senjata lengkap. Disusul berikutnya seorang putri cantik di belakangnya. Drupada mengakui keduanya sebagai anak. Yang laki-laki diberi nama Drestadyumna, sedangkan yang perempuan diberi nama Kresna, namun kemudian lebih terkenal dengan sebutan Dropadi, yang bermakna "anak Drupada".
Drestadyumna kemudian berguru kepada Drona, musuh ayahnya. Drona menyadari bahwa Drestadyumna dilahirkan ke dunia untuk membunuhnya. Namun ia tetap menerimanya sebagai murid dan mengajarinya segala jenis ilmu perang sebagaimana ia telah mengajari Korawa dan Pandawa sebelumnya.
Sayembara untuk Dropadi
Kecantikan Dropadi yang luar biasa membuat banyak orang ingin menikahinya. Drupada pun mengadakan sayembara memanah untuk memilih siapa yang paling tepat menjadi menantunya. Sayembara tersebut hampir saja dimenangkan oleh Karna, sahabat para Korawa. Namun Dropadi dengan tegas menolak menjadi istri anak seorang kusir kereta.
Karna yang sakit hati mengumumkan bahwa Dropadi akan menjadi perawan tua karena sayembaranya terlalu sulit dan tidak ada lagi yang mampu memenangkannya. Drupada merasa khawatir mendengar ucapan Karna. Ia pun membuka pendaftaran baru untuk mengikuti sayembara memanah yang berhadiahkan Dropadi. Pendaftaran ini tidak hanya sebatas untuk kaum ksatriya saja, melainkan siapa saja boleh mendaftar.
Akhirnya yang berhasil memenangkan sayembara memanah ialah Arjuna, salah satu dari Pandawa yang saat itu sedang menyamar menjadi pendeta muda. Dropadi pun diserahkan kepadanya. Namun karena kesalahpahaman, ia diperistri oleh kelima Pandawa sekaligus. Dengan kata lain, sejak saat itu Drupada menjadi mertua Pandawa
Kematian di Kurukshetra
Beberapa tahun kemudian terjadi perang saudara besar-besaran antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Dalam hal ini Drupada bertindak sebagai salah satu sekutu penting para Pandawa, sedangkan Drona berada di pihak Korawa.
Perang di Kurukshetra atau Baratayuda memakan waktu lebih dari sehari. Pada hari ke-15, Drona bertanding melawan Wirata raja Kerajaan Matsya. Dalam pertempuran tersebut Wirata tewas. Drupada kemudian maju menghadapi Drona. Pertempuran antara keduanya akhirnya dimenangkan oleh Drona. Drupada tewas di tangan bekas sahabatnya.
Drona sendiri akhirnya tewas pula pada hari yang sama setelah kepalanya dipenggal oleh Drestadyumna putra Drupada.
Versi Pewayangan Jawa
Dalam pewayangan Jawa, Drupada mewarisi Kerajaan Pancala bukan dari ayahnya melainkan dari mertuanya. Menurut versi ini, Drupada adalah sepupu Drona. Ayahnya bernama Resi Dwapara merupakan kakak dari Resi Baradwaja, ayah Drona. Drupada sendiri memiliki nama asli Sucitra.
Pada suatu hari Sucitra pergi meninggalkan negeri Atasangin untuk mengabdi kepada Pandu raja Kerajaan Hastina. Pandu menyukai tingkah laku Sucitra dan manganggapnya sebagai saudara. Sucitra kemudian didaftarkan sayembara di Pancala, yaitu mengalahkan Gandamana putra Gandabayu, raja negeri tersebut. Adapun hadiah sayembara ialah kakak perempuan Gandamana yang bernama Gandawati.
Sucitra yang sudah dibekali pusaka berwujud sumping (perhiasan telinga) milik Pandu akhirnya berhasil mengalahkan Gandamana yang terkenal sakti. Ia pun berhak menikahi Gandawati. Bahkan, setelah Gandabayu meninggal, Sucitra naik takhta sebagai raja Pancala karena Gandamana memilih mengabdi kepada Pandu sebagai patih.
Sucitra yang telah resmi menjadi raja Pancala memaki gelar Prabu Drupada. Dari perkawinannya dengan Gandawati lahir tiga orang anak yang urutannya berbeda dengan versi aslinya. Mereka adalah Drupadi, Srikandi, dan Drestadyumna.
Kematian Drupada versi pewayangan juga terjadi dalam perang Baratayuda, di mana ia tewas terkena panah pusaka Simbarmanyura milik Drona pemberian gurunya, yaitu Ramaparasu.
Artikel ini diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Drupada