VINCENT WILLEM VAN GOGH DALAM HIDUPNYA YANG SINGKAT
Vincent Willem van Gogh lahir pada tanggal 30 Maret 1853 di sebuah kota kecil Breda propinsi Brabath utara, Belanda bagian selatan. Van Gogh adalah anak dari pasangan Anna Carbentus dan Theodorus Van Gogh.
Vincent Willem van Gogh adalah pelukis pasca-impresionis Belanda. Lukisan-lukisan dan gambar-gambarnya termasuk karya seni yang terbaik, paling terkenal, dan paling mahal di dunia. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa.
Pada masa mudanya Van Gogh bekerja pada sebuah perusahaan penjual karya seni, dan setelah beberapa waktu bekerja sebagai guru, ia melayani sebagai misionaris yang bekerja di wilayah pertambangan yang sangat miskin. Ia baru menjadi seniman pada tahun 1880. Mulanya karya-karyanya menggunakan warna-warna yang suram. Baru ketika di
Awalnya mengikuti tipikal pelukis di zamannya dengan
Vincent Van gogh didiagnosa menderita epilepsi yang cukup parah. Diagnosa ini dibuat oleh 2 orang dokter berbeda yang merawatnya. Van Gogh juga pernah memotong telinganya sendiri.
Pada akhir hidupnya, ia merasa dirinya menjadi gila dan akhirnya menghabiskan sisa hidup di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole di Saint-Rémy-de-Provence, Perancis. Di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole namun ia tetap melukis.
Tanggal 27 July 1890 pada umurnya yang ke 37, ia menembakkan sebuah pistol jenis revolver ke dadanya sendiri. Ia tidak menyadari bahwa luka yang dialaminya itu sangat parah. Tak lama setelah kejadian tersebut, Van Gogh kembali ke sebuah penginapan yang ia sewa. Dua hari kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya, terbaring dalam tempat tidur. ta, di negeri asalnya Belanda, dan di sisi mana saja dari dunia.
(Gambar dan artikel diambil dari www.prakarsa-arya.blogspot.com/2009/04/vincent-wil....)
ELLEN RODENBERG PELUKIS BELANDA PENJELAJAH YOGYA
Ellen Rodenberg, lahir di
Ellen Rodenberg adalah seniman lukis yang menitikberatkan perhatiannya pada gagasan konstruksi dan dekonstruksi simbol dan makna. Mainan adalah salah satu sumber inspirasi dan ikon yang digunakannya untuk melukiskan pemikiran tentang kebudayaan manusia. Sepanjang residensi, perupa dengan ketertarikan pada sejarah, relijiositas, dan pendidikan ini bergulat dengan mainan-mainan plastik yang ’kitschy’, sembari menyulut pertanyaan tentang budaya mengkopi yang banyak ia temukan di Yogyakarta. Meniru, pada tataran tertentu sebenarnya adalah peradaban tertua manusia dan bagian dari kreatifitas itu sendiri. Tetapi sejauh mana sikap ini ikut andil dalam proses penciptaan seseorang adalah pertanyaan yang seharusnya muncul kemudian. Karya instalasi Ellen Rodenberg adalah jelajah pencarian jawaban sekaligus koleksi impresinya akan perilaku manusia: di Yogyakarta, di negeri asalnya Belanda dan di sisi mana saja dari dunia.
No comments:
Post a Comment